Senin, 18 September 2017

Guru Menanamkan Jiwa Nasionalisme






GURU MENANAMKAN JIWA NASIONALISME

Pengertian Nasionalsme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu negara yang memiliki tujuan dan cita-cita bersama untuk kepentingan nasional. Paham nasionalisme adalah suatu paham yang menumbuhkan rasa cinta kita kepada tanah air yaitu Indonesia. Banyak sekali bentuk-bentuk Nasionalisme bukan hanya terhadap Negara tetapi juga terhadap lingkungan disekitar kita. Jiwa nasionalisme yang ada saat ini didalam setiap manusia di Indonesia dan lebih kecilnya di Lingkungan sekitar kita yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi apalagi terhadap orang-orang yang akan memperebutkan kekuasaan atau jabatan. 

Ambil contoh saja ada saat pemilihan kepala daerah, setiap kepala daerah yang akan menyalonkan dirinya sebagai  misalnya Gubernur atau bahkan bupati, awalnya mereka mengumbar janji untuk selalu berbakti kepada daerahnya dan rakyatnya, tetapi jika sudah terpilih ia lupa terhadap janjinya. Kepentingan -kepentinganlah yang ada dalam benaknya, bukan lagi mengurusi rakyat yang ia pimpin tetapi memikirkan kantongnya sendiri. Coba kita lihat banyak seklai pemuda- pemuda yang mendaftarkan diri menjadi Tentara atau bahkan polisi, banyak sekali bahkan tentara kita yang padahal tugasnya adalah mempertahankan tanah air dari Negara lain, tetapi sekarang jika mereka memasuki menjadi tentara menyogok, maka apa yang terjadi? Ya mereka memikirkan bagaimana mereka bisa mengembalikan uangnya terlebih dahulu. 

Seorang polisi lalu lintas yang tugasnya adalah mengatur lalu lintas tetapi malah mencari uang dijalanan?. Lebih ironisnya lagi kaum pemuda saat ini di wilayah Indonesia, kaum pemuda yang saatnya nanti akan memegang tampuk kekuasaan Negara, tetapi banyak yang terjerumus kedalam noda hitam kehidupan ini, terjerumus kedalam lingkaran setan, banyak yang sudah menggunakan narkoba, terlibat dalam kejahatan - kejahatan lainnya.

Kita lihat bersama-sama untuk anak-anak sekolahan maupun yang sudah diperguruan tinggi, jika mengerjakan ulangan atau ujian rata- rata mereka menyontek, padalah bukan nilai tinggi saja yang mereka gapai, tetapi kejujuran lah dalam mengerjakan soal itu adalah suatu akhlak yang baik. Tetapi bukan kejujuranlah yang ditanamkan oleh setiap guru, tetapi nilai yang tinggi lah sangat penting. Dari awal mereka dididik seperti itu maka dewasanya akan jelek dan mempunyai pemikiran bahwa mereka akan meggapai segala cara untuk meraih yang ia inginkan, cara yang baik maupun yang  jelek mereka tidak perdulikan. 

Guru bukan hanya memberikan suatu ilmu saja dan mereka salurkan kepada anak didiknya, tetapi bagaimana seorang guru bisa mendidik muridnya agar menjadi siswa yang terdidik dan memiliki norma, etika, dan sopan santun yang baik. Tetapi saat ini keadaannya sedikit aneh, dulu jika siswa salah maka akan dihukum oleh gurunya seperti dijewer, ditegak atau tangannya dipukul oleh penggaris karna ia melakukan kesalahan dan hal ini dilakukan oleh seorang guru untuk mendidik siswanya yang salah. Tetapi sekarang malah jika anaknya dipukul oleh guru, maka orang tua murid akan melaporkan gurunya kepihak yang berwajib. Dan sekarangpun setiap guru hanya berfikir jika dia menghukun muridnya yang salah, dari pada dilaporkan oleh orang tua murid maka guru sekarang hanya membiarkan siswanya yang salah dan masa bodok. 

Yang awalnya guru bertugas untuk mendidik seorang murid tidak mereka lakukan dan tidak mereka laksanakan. Jadi ini salah siapa? Padahal jika seorang murid salah maka akan dihukum oleh gurunya itu adalah tindakan yang benar dalam mendidik siswa yang salah, jika orang tua murid memberikan kepercayaannya kepada guru untuk menjadi orang tua murid disekolahnya maka tidak akan ada permasalahan yang timbul. Saat ini seoarang guru yang akan memberikan dan menumbuhkan jiwa nasionalisme kepada muridnya sedikit mengalami kesulitan, karena sekarang anak murid yang bisa leluasa menonton televisi dan internet, mereka terpengaruh dengan apa yang ditampilkan diinternet atau di televisi yang jelas-jelas tidak mendidik dan tidak mengarahkan mereka ke hal-hal yang baik, acara televisi yang tidak mendidik seperti adegan ciuman dan berpacaran artis artis ditelevisi, yang  jelas-jelas akan ditiru oleh kalangan anak muda-mudi, dan disini seoarang guru dituntut untuk bisa memperbaiki keadaan dan menumbuhkan jiwa nasionalime. Padahal tugas mereka sangat sulit dan hanya dibayar sedikit oleh pemerintah. Sedangkan artis dibayar mahal untuk merusak pikiran anak muda untuk menjadi tidak baik.

Dari sinilah peran seorang guru dalam berusaha menumbuhkan jiwa nasionalisme muridnya, karna jika seorang guru berhasil dalam menanamkan jiwa nasionalisme kesiswanya maka dapat dipastikan jika muridnya nanti sudah dewasa akan menjadi pribadi yang baik. Mencalonkan diri menjadi kepala daerah kah, menjadi Tentara atau polisikah, maka mereka akan menjalankan tugasnya dengan baik. Berawal saat mereka diajarkan untuk jujur dan dididik dengan benar oleh seoarang guru disekolahnya maka mereka akan mengingatnya dan akan menjadi pribadi yang baik terhadap sesamanya dan terhadap Nusa dan Bangsa Indonesia.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perkembangan Pendidikan Pada masa Kerajaan Islam di Jawa dan Sumatra Pra Kolonialisme

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sebelum penjajah Belanda datang ke Indonesia, telah ada beberapa kerajaan Islam yang ber...