BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kekalahan Jerman dalam perang dunia kedua
membuat wilayahnya terbagi-bagi. Dalam ketegangan antara dua negara adikuasa
setelah berakhirnya perang dunia kedua yaitu, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Negara
Jerman dibagi menjadi empat zona pendudukan. Ibu Kota lama Berlin, sebagai
pusat dewan kontrol tentara sekutu sendiri dibagi menjadi empat zona.
Kedatangan perang dingin menyebabkan Perancis, Britania Raya dan
Amerika Serikat menggabungkan zona-zona mereka kedalam Republik Faderal Jerman
(dan Berlin Barat) pada 1947, tidak termasuk zona ini Uni Soviet yang kemudian
menjadi Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur).[1]
Jerman Barat dan Jerman Timur
kedua-duanya mengklaim sebagai pengganti sah bagi penduduk Kerajaan Jerman yang
lama (Deutsches Reich). Bagaimanapun juga, Jerman Timur mengubah
pendapatnya selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti pada
tahun 1945 dan bahwa keduanya Jerman Barat dan Jerman Timur adalah Negara baru.
Pada Perundingan Postdam tanggal 2
agustus 1945 Jerman di bagi menjadi dua yaitu :
a.
Jerman Barat Ibu kota di
Bonn
Di kuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
Blok Barat menganut paham liberal-kapitalis.
b.
Jerman Timur Ibu kota di Berlin Timur
yang di kuasai oleh Uni Soviet. Blok Timur ini menganut paham sosialis komunis.
Dengan berjalannya waktu, antara
Jerman Barat dan Jerman Timur terjadi suatu kemajuan yang berbeda. Jerman Barat
dengan paham Liberal Kapitalis membawanya lebih maju dibandingkan dengan Jerman
Timur. Hal ini membuat penduduk Jerman Timur yang secara diam-diam pergi ke
Jerman Barat agar bisa maju seperti penduduk Jerman Barat. Untuk mencegah
perpindahan penduduknya, Pemerintah Jerman Timur dibantu oleh Uni Soviet
membangun Tembok Berlin.
Pada akhir Perang Dingin antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet, rakyat Jerman Barat dan Jerman Timur
menginginkan kembalinya persatuan Jerman. Banyak upaya yang dilakukan oleh
pihak Jerman Barat dan Jerman Timur dalam memperjuangkan persatuan Jerman.
Mengenai hal tersebut, penulis akan membahasnya secara rinci di dalam hasil
pembahasan makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur?
2.
Bagaimanakah Proses Bersatunya Jerman Barat dengan Jerman Timur?
3.
Bagaimanakah Dampak yang terjadi setelah bersatunya Jerman Barat dengan
Jerman Timur?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui Keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur.
2.
Untuk mengetahui Proses Bersatunya Jerman Barat dengan Jerman Timur.
3.
Untuk mengetahui Dampak yang terjadi setelah bersatunya Jerman Barat dengan Jerman
Timur.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
KEADAAN JERMAN
BARAT DAN JERMAN TIMUR
Setelah
berakhirnya Perang Dunia Kedua, Jerman direbut dan diduduki oleh tentara
sekutu. Akibat dari kekalahan tersebut, setiap kota yang ada di Jerman
mengalami kehancuran baik dalam infrastruktur maupun yang lainnya. Saat
diduduki tentara sekutu dibagi menjadi empat zona kependudukan. Bahkan ibukota
lama Jerman, Berlin sebagai pusat kontrol dari tentara sekutu dibagi menjadi
empat zona.
Dengan munculnya
Perang Dingin (Cold War), Berlin pun terancam pecah karena terjadi
pembagian kewenangan pengurusan wilayah
antara Blok Barat dan Timur.[2] Hal
ini sama seperti yang digambarkan oleh Marvin Perry sebagai berikut : Republik Federal Jerman, yang dibentuk dari
tiga zona barat pendudukan, berhadapan dengan suatu Republik Demokratik Jerman
yang didominasi Uni Soviet di timur pada 1945, dua Jerman baru yang dihukum
telah muncul. Republik Federal Jerman, yang dibentuk dari tiga zona barat
pendudukan, berhadapan dengan suatu Republik Demokratik Jerman yang didominasi Uni
Soviet di timur. Trauma nasional akan Jerman yang disekat mencapai puncak pada
Agustus 1961, ketika pemerintahan Jerman Timur mendadak mendirikan sebuah
tembok, yang memecah kota Berlin dan selama puluhan tahun menutup Jerman Timur
dari Jerman Barat. [3]
Setelah
berdirinya dua negara Jerman tersebut, Jerman Barat (Republik Federal Jerman)
yang terdiri dari gabungan tiga zona di wilayah barat digunakan oleh front
barat (Inggris, Perancis dan Amerika Serikat) untuk mendukung pertahanan Eropa
Barat dari ancaman Front Timur (Uni Soviet) di benua Eropa. Jerman Barat merupakan wilayah yang sangat
penting bagi Front Barat seperti yang dijelaskan oleh Marvin Perry, yaitu Republik
Federal Jerman (yang jauh lebih besar dari pada rekan komunisnya di timur dan
paling padat dari semua negeri Eropa Barat) mulai membangun identitas
politiknya sendiri. Konrad Adenauer, kanselir dari 1949 hingga 1963, adalah
pahlawan pendiri Republik Federal Jerman dikenal sebagai anti-Nazi yang berani
pada tahun-tahun Hitler berkuasa, dia mewakili tradisi demokratik-liberal
pro-Barat Republik Weimar. Tujuannya sederhana : mengembalikan kehormatan
kepada Jerman bekerjasama dengan Amerika Serikat dan negara-negara terkemuka
Eropa.[4]
Sebagai seorang patriot, dia membangun kontinuitas secara berhati-hati dengan
masa lampau Jerman, memikul tanggung jawab atas kejahatan rezim Nazi. Dengan
adanya kesempatan, Jerman Barat memacu diri untuk membangun kembali ekonomi dan
negera mereka, dengan cepat menciptakan suatu benteng kekuatan ekonomi. Seluruh
dunia mengagumi “keajaiban ekonomi Jerman Barat. Kebijakan Adenauer ini dapat
melunasi utang dalam beberapa tahun Jerman Barat mendapatkan kembali
kedaulatannya. Pada 1955, Jerman Barat yang berhaluan liberal kapitalis sama
dengan Amerika Serikat menjadi anggota NATO, dan pada 1957 negera Jerman Barat
adalah anggota pendiri Komunitas Ekonomi
Eropa, dimana segera menjadi negara yang penting.
Sedangkan Jerman Timur (Republik
Demokratik Jerman) menurut Marvin Perry, Republik Demokratik Jerman (Jerman
Timur) mula-mula mengalami nasib yang sama seperti semua negera satelit Uni Soviet.
Di bawah kepemimpinan para Komunis Jerman, yang menghabiskan tahun-tahun Nazi
di Uni Soviet, industri dinasionalisasi, pertanian dikolektivikasi, dan rakyat
diatur di bawah Komunisme (di sini disebut partai Kesatuan Sosialis).[5]
Tetapi protes-protes terhadap Stalinisme di sini tampak lebih awal dari pada
tempat lain. Pada Juni 1953, para pekerja di Berlin melakukan suatu
pemberontakan dan mendapat beberapa keringanan. Kemudian tenaga manusia yang
ahli pergi ke Jerman Barat, sebagian besar melalui Berlin Barat, lebih dari 3
juta orang lolos sebelum pemerintahan Jerman Timur membangun “Tembok Berlin”
yang terkenal buruk dan juga membangun rintangan-rintangan yang mematikan di
sepanjang seluruh perbatasan dengan Jerman Barat pada Agustus 1961 yaitu
menempatkan militer untuk menembak siapa saja yang ingin mencoba pergi ke
Jerman Barat, atas kejadian ini untuk sementara waktu, hubungan antara Jerman
Barat dan Jerman Tmur berhenti.
Walaupun Jerman Timur menjadi negara
terkaya dan negara yang paling maju di Blok Timur, banyak dari warganya yang
masih melihat kebarat untuk kebebasan politik dan kemakmuran ekonomi. Pelarian
orang Jerman Timur kenegara non-komunis melalui Berlin Barat menyebabkan Jerman
Timur menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat tembok Berlin pada 1961
untuk mencegah pelarian massal ini.[6]
Hal ini
serupa dengan pernyataan Wahjudi Djaja yaitu: Dalam perjalanan pemerintahannya,
Jerman Barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman
Timur.[7]
Oleh sebab itu, banyak orang dari Jerman Timur yang memutuskan untuk hijrah ke
Jerman Barat. Namun karena saat itu terjadi Perang Dingin antara Amerika dan
Uni Soviet, Uni Soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke
Jerman Barat. Oleh karena itu Uni Soviet membiayai dan mendukung untuk
membangun sebuah tembok yang berada di Kota Berlin yang menyebabkan terbelahnya
kota itu. Selain itu di tembok ini, Uni Soviet juga menyiagakan tentaranya agar
menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyeberang. Kemudian tembok ini
sangat dikenal orang sebagai simbol bagi Perang Dingin.
Richard
Pipes menjelaskan mengenai keadaan masyarakat Jerman Timur, sebagai berikut: “The
popularity of the German Democratic Republic may be gauged by the fact that
from the time of its establishment until 1961 (when the construction of the
Berlin Wall put an end to the population movement) 2.7 million per sons, or an
average of 700 a day, fled from east to west Germany”.[8]
Yang berarti : “Popularitas Republik Demokratik Jerman dapat diukur oleh fakta
bahwa dari waktu berdirinya sampai 1961 (saat pembangunan Tembok Berlin yang
bermaksud untuk mengakhiri perpindahan penduduk ) 2,7 juta per anak, atau
rata-rata 700 hari , melarikan diri dari timur ke Jerman Barat”.
2.
PROSES
BERSATUNYA JERMAN BARAT DAN JERMAN TIMUR
Pada
bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hungaria melonggarkan peraturan ketat
di perbatasannya dengan Austria, dan ribuan warga Jerman Timur bisa
melarikan diri ke barat melalui Hongaria perpindahan warga Jerman Timur ke
Jerman Barat terus berlanjut, antara lain melewati Polandia. Sementara itu,
demonstrasi menentang rezim Jerman Timur berawal di tanah air sendiri, terutama
demonstrasi di Lipzig. Pada peringatan hari ulang tahun ke-40 Jerman Timur,
Gorbachev berkunjung ke sana tanggal 6-7
Oktober 1989. Dalam kunjungannya itu, ia memberikan dukungan kepada para
pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Selanjutnya pada tanggal 18
Oktober terjadi perubahan kepemimpinan di Jerman Timur dengan mundurnya Erich
Honecher, dan digantikan oleh Egon Krenz, yang kemudian diikuti oleh bubarnya
kabinet pemerintahan. Kejadian itu memicu warga Jerman Timur pergi ke
perbatasan, dan merusak tembok Berlin.
Pemilihan
umum pertama dan satu-satunya dalam sejarah Jerman Timur dilaksanakan pada
tanggal 19 Maret 1990. Kemudian pemerintahan yang terbentuk setelah pemilu itu,
diberi mandat untuk berunding dengan Jerman Barat mengenai kesepakatan
penggabungan kedua Negara tersebut. Setelah terjai kesepakatan maka tidak lama
kemudian bubarlah kabinet Jerman Timur. Selang lima hari kemudian Tembok Berlin
dan perbatasan lainnya dinyatakan terbuka. Sejak itu jutaan warga Jerman Timur
mengunjungi Jerman Barat dengan leluasa. Meskipun Tembok Berlin telah dinyatakan terbuka, namun
proses reunifikasi atau penyatuan kedua Jerman tersebut baru terjadi pada
pertemuan Ottawa. Ada kebutuhan untuk mencari tempat di tengah masyarakat
Eropa, untuk memperbesar dan mewujudkan Jerman yang lebih kuat, tanpa sekali
lagi memisahkan bagian yang ada.[9] Harapan
dari adanya penyatuan ini membuat Jerman tidak terpecah lagi dan berusaha untuk
membangun persatuan.
Pertemuan yang diadakan tanggal 20
November 1989 di Ottawa. Pertemuan itu menggariskan formula “Dua Plus Empat”
bagi proses penyatuan Jerman. Maksud Rumus “ dua plus Empat “ itu adalah
konferensi itu di ikuti oleh dua negara Jerman, yaitu Jerman Barat dan Jerman
Timur, di tambah empat Negara sekutu yang sebelumnya menguasai Jerman, yaitu
Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, serta Perancis. Selanjutnya pada tanggal
14 Februari 1990 kanselir Helmut Kohl dan rekannya dari Jerman Timur Hans
Modrow setuju untuk mempersiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi kedua Negara.[10]
Kemudian pada tanggal 24 April 1990
Kohl dan de Maiziere menetapkan penyatuan ekonomi dan moneter Jerman, yang
selanjutnya ditindaklanjuti dengan menetapkan Deutsche Mark sebagai mata
uang Jerman. Penyatuan Jerman tidak
terbatas hanya pada persoalan ekonomi, namun menyangkut pula bidang militer.
Semula Menlu Uni Soviet Edward Shevardnadze dalam pertemuan “ Dua plus Empat”
pertama di Bonn mengajukan usulan agar jerman bersatu dalam lima tahun pertama
tetap dalam pakta Warsawa atau netral, namun usul ini ditolak NATO.
Akhirnya Moskow menyetujui Jerman
bersatu bergabung dalam NATO dengan tidak menganggap lagi pakta Warsawa sebagai
musuh. Pada tanggal 13 Agustus 1990 parlemen Jerman sepakat menetapkan tanggal
23 Oktober 1990 sebagai hari penggabungan kembali kedua Jerman. Dalam sidang
parlemen tersebut, 294 suara mendukung, 62 suara melawan, serta 7 suara absen. Proses
Penyatuan Jerman akhirnya dilakukan lebih cepat dari rencana semula, yaitu pada
tanggal 3 Oktober 1990. Selanjutnya enam hari berikutnya tembok Berlin yang
selama ini memisahkan kedua Negara tersebut segera dirobohkan.
3.
DAMPAK BERSATUNYA
JERMAN BARAT DENGAN JERMAN TIMUR
A.
DI BIDANG
POLITIK DAN MILITER
Dengan
bersatunya Jerman Timur dan Jerman Barat (Republik Federal Jerman) secara resmi
pada tanggal 3 Oktober 1990 mengakibatkan hilangnya pengaruh Komunisme Uni
Soviet di Jerman. November 1990, Jerman mengadakan pemilihan umum bebas pertama
sejak 1932. Pemilihan Umum itu menghasilkan suara terbanyak untuk koalisi
Helmut Kohl yang dahulunya adalah kanselir Jerman Barat (1982-1990). Dengan
kemenangan ini, maka ideologi pemerintahan yaitu Liberal Kapitalis dan secara
resmi mengakhiri ideologi komunis di Jerman.
Penyatuan Jerman tidak terbatas
hanya pada persoalan politik, namun menyangkut pula bidang militer. Menteri
Luar Negeri Uni Soviet Edward Shevardnadze dalam pertemuan “ Dua plus Empat” di
Bonn mengajukan usulan agar Jerman bersatu dalam lima tahun pertama tetap dalam
pakta Warsawa atau netral, namun usul ini ditolak NATO karena pihak yang menang
dalam pemilu adalah liberal kapitalis. Akhirnya Moskow menyetujui Jerman
bersatu bergabung dalam NATO dengan tidak menganggap lagi pakta Warsawa sebagai
musuh. Hal ini agar membuat ketegangan tidak timbul kembali diantara mereka
B.
DAMPAK DI
BIDANG SOSIAL
Sebelum Jerman Barat dan Jerman
Timur bersatu, banyak masyarakat dari Jerman Timur yang diam-diam mencoba untuk
melarikan diri ke Jerman Barat, karena hancurnya perekonomian di Jerman Timur
dan tidak ada kebebasan bagi masyarakat Jerman Timur untuk bebas dalam bersaing
dan mengembangkan kemampuannya serta agar idak diatur semua oleh negara. Hal
ini juga diakibatkan dari lemahnya ekonomi Jerman Timur sebelum bersatu dengan
Jerman Barat. Kebanyakan industri-industri yang ada di bekas wilayah Jerman
Timur telah ditinggalkan karena kalah bersaing, sehingga banyak menimbulkan
pengangguran di beberapa daerah. Hal ini yang mendorong masyarakat Jerman Timur
untuk pergi ke Jerman Barat. Namun setelah bersatunya Jerman Barat dan Jerman
Timur, masyarakat Jerman Timur dapat dengan mudah datang ke Jerman Barat tanpa
harus sembunyi-sembunyi, begitu juga sebaliknya. Masyarakat Jerman dapat dengan
mudah berinteraksi. Berinteraksinya ini mereka belajar mengenai segala segi
keidupan yang tidak mereka alami sebelumnya, dan mereka dapat memperbaiki
keadaaan ekonomi mereka, dan juga negara membantu dalam membangun ekonomi dibekas
negara Jerman Timur.
C.
DAMPAK DI
BIDANG EKONOMI
Biaya persatuan ulang yang telah
menimbulkan suatu beban yang berat kepada ekonomi Jerman dan telah
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jerman menjadi tersendat-sendat dalam
tahun-tahun terakhir ini. Sebab utama untuk biaya yang sangat besar ini adalah
lemahnya ekonomi Jerman Timur, khususnya jika dibandingkan dengan Jerman Barat;
lalu nilai tukar di antara mata uang Jerman Timur dan Jerman Barat yang secara
artifisial ditinggikan demi alasan politik, dengan hasil Jerman Barat harus
melunasi rekening ini.
Walaupun dilakukan investasi
besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak perusahaan Jerman Timur hancur ketika
harus bersaing dengan Jerman Barat. Pemerintah Jerman memberikan lebih dari 10
milyar demi perkembangan negara-negara bagian yang terletak di bekas wilayah Jerman
Timur. Selama tahun 1980-an, ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur,
sedangkan ekonomi komunis Jerman Timur merosot.
Industri yang dulu tidak perlu
bersaing karena didukung oleh pemerintah Jerman Timur harus diswastanisasikan,
seringkali hal ini menghasilkan kebangkrutan mereka.[11] Sebagai akibat daripada persatuan ulang,
kebanyakan bekas wilayah Jerman Timur telah kehilangan industrinya, menyebabkan
suatu pengangguran yang banyak di beberapa bagian daerah. Semenjak itu, ratusan
ribu warga mantan Jerman Timur secara berkesinambung berhijrah ke wilayah barat
untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan wilayah timur kehilangan
tenaga-tenaga kerja profesional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
berakhirnya Perang Dunia Kedua, Jerman direbut dan diduduki oleh tentara
sekutu. Akibat dari kekalahan tersebut, setiap kota yang ada di Jerman
mengalami kehancuran baik dalam infrastruktur maupun yang lainnya. Saat
diduduki tentara sekutu dibagi menjadi empat zona kependudukan. Bahkan ibukota
lama Jerman, Berlin sebagai pusat kontrol dari tentara sekutu dibagi menjadi
empat zona. Dengan munculnya Perang Dingin (Cold War), Berlin pun
terancam pecah karena terjadi pembagian kewenangan pengurusan wilayah antara Blok Barat dan
Timur. Hal ini sama seperti yang digambarkan oleh Marvin Perry sebagai berikut
: Republik Federal Jerman, yang dibentuk
dari tiga zona barat pendudukan, berhadapan dengan suatu Republik Demokratik
Jerman yang didominasi Uni Soviet di timur pada 1945. Jerman barat berideologi
liberal kapitalis dengan Amerika Serikat, Perancis dan Inggris. Sedangkan
Jerman Timur dengan ideology Sosialis komunis yang Uni Soviet sebagai negara
yang menduduki.
Proses
bersatunya Jerman Barat dengan Jerman Timur mencapai puncaknya ketika diadakan Pemilihan
umum pertama dan satu-satunya dalam sejarah Jerman Timur dilaksanakan pada
tanggal 19 Maret 1990. Kemudian pemerintahan yang terbentuk setelah pemilu itu,
diberi mandat untuk berunding dengan Jerman Barat mengenai kesepakatan
penggabungan kedua Negara tersebut. Setelah terjadi kesepakatan maka tidak lama
kemudian bubarlah kabinet Jerman Timur. Selang lima hari kemudian Tembok Berlin
dan perbatasan lainnya dinyatakan terbuka. Sehingga menandai bersatunya kembali
Jerman Barat dengan Jerman Timur.
Dampak Bersatunya Jerman Barat Dengan Jerman Timur menghiasai berbagai
aspek antara lain dalam bidang Politik, Militer, Sosial dan Ekonomi. Dalam
bidang politik, bersatunya Jerman Barat dengan Jerman Timur membuat hanya ada
satu ideology resmi yaitu liberal kapitalis karena memenangkan pemilu pertama.
Dalam Bidang Politik, Jerman menjadi anggota NATO dan arah kebijakan negara
selalu kepada Amerika Serikat atau liberal, yang sebelum terjadinya penyatuan
Jerman Timur mengarah kepada Uni Soviet. Dalam Bidang Sosial terjadinya
kesenjangan antara Jerman Barat yang lebih maju dibandingkan dengan Jerman
Timur yang lebih miskin. Hal itulah yang menyebabkan rakyat Jerman Timur untuk pergi
ke Jerman Barat. Setelah bersatu, mereka berinteraksi tanpa ada yang
menghalangi dan saling bertukar pikiran dalam segala aspek kehidupan. Dalam
Bidang Ekonomi, Jerman Barat lebih maju dengan Jerman Timur memberikan bantuan
dana untuk membangun perekonomian bekas negara Jerman Timur.
B.
Saran
Ketika kita membuat sebuah makalah
tentang Penyatuan Jerman, sebaiknya kita membaca beberapa
referensi dalam beberapa buku. Hal ini bertujuan agar makalah yang kita buat
terhindar dari kesalahan dengan pembaca. Bisa saja pembaca sudah mengetahui hal
tentang identitas dari makalah yang akan kita buat, sehingga tidak membuat
pembaca bingung dengan makalah yang kita buat ini. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang membacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Djaja,
Wahjudi. 2012. Sejarah Eropa Kuno Hingga
Eropa Modern. Yogyakarta: Ombak.
Hardi.1988. Menarik
Pelajaran Dari Sejarah. Jakarta : Haji Mas Agung
Geiss,
Imanuel. 1997. The Question of German
Unification 1806-1996. London:
Routledge
K.L.M..1986. Perang
Dingin. Jakarta : PT. Gunung Agung.
M.C.
Ricklefs.2005, Berakhirnya Perang Dingin..Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Perry,
Marvin. 2013. Peradaban Barat: Dari
Revolusi Prancis Hingga Zaman Global. Terjemahan Saut Pasaribu. Bantul:
Kreasi Wacana.
Pipes,
Richard. 1981. Modern Europe. Georgetown:
The Dorsey Press.
Susilo Adi
Taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa.
Jogjakarta: Garasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar